Aku Dina. Cerita ini terjadi ketika aku masih kuliah disalah satu PTN ternama di satu kota. Ketika itu aku sering browsing internet, terutama situs2 yang banyak menapilkan cerita panas dan film bokep. Dari situ aku berkenalan di dunia maya dengan seorang lelaki, singkatnya kupanggil dia Mas. Kami cukup akrab, malah pada chatting akhir2 ini sudh mulai berbincang masalah pengalaman sex. Dia bercerita tentang prempuan2 muda, malah yang masih abg, yang singgah dalam kehidupannya, tetapi semua sekitar pertarungannya dengan para perempuan itu diranjang. Tentunya dengan kemenangan ada padanya karena prempuan2 itu umunya terkapar lemes karena kuatnya permainannya. Aku tertantang juga untuk mencobanya. "Kamu mau nyoba ma aku Din", demikian tawaran yang disampaikannya padaku. Memang petualangan sexku hanya dengan cowokku, tetapi itu juga jarang karena kami beda kota. Cowokku kerja dikota lain sehingga susah untuk bertemu. Aku yakin bahwa cowokku pasti ada prempuan lain yang menghangati ranjangnya disana. Tetapi selama ini aku hanya memuaskan diriku dengan jari2ku saja, jari2ku cukup ahli memilin pentil, meremes toket dan mengilik itilku sendiri. "Daripada kamu swalayan, napa juga gak nyoba ma aku Din". "Kan mas gak sekota ma aku". "Tempatmu kan bisa dengan mobil Din, nanti aku nginep di hotel aja barang 2-3 malem". "Lama amat mas, 2-3 malem, emangnya mas gak kerja". "Ah aku kan kerja sendiri sama teman2ku, kerjaan mah bisa diatur kok Din, mau ya", desaknya. Demikian percakapan yang mirip2 ini berulang sampe seminggu lamanya. Akhirnya aku nyerah pada desakannya. "Iya deh mas, kapan mas mo kemari". "Gimana kalo JUmat sore, jadi aku bisa sama2 kamu sampe Minggu sore. Jadi gak ganggu kerjaanku". "Aku ada kuliah Jumat sore Mas, sampe sebelon magrib". "Ya gak apa, nanti kamu aku jemput dikampus aja. Bawa bikini dan baju dalem yang seksi2 ya". "Pakean luarnya gak usah, aku gak punya bikini tuh mas". "aku gak perlu Dina yang pakeannya lengkap he he, nanti aku beliin lingeri yang seksi deh, daleman seksi punya kan". "G string maksud mas, aku punya kok beberapa g string". "Ya bawa aja". Pada hari Jumat sore, dia sudah nongkrong dihalaman kampusku. Orangnya ganteng juga, badannya atletis, cuma matanya agak jelalatan memandangi tubuhku. Ketika itu aku mengenakan jins ketat dan kaos yang juga ketat sehingga tidak bisa menyembunyikan kemontokan bodiku. matanya memandang ke arahku dari ujung rambut ke ujung kaki. Pandangannya fokus ke arah toketku. Aku mengerti apa yang diinginkannya. Kebetulan kaosku belahan dadanya rendah, sehingga nampaklah belahan toketku mengintip dari balik tank topku. Kami berekanalan, "Wah kamu ternyata seksi sekali Din, suka aku ngeliat kamu seksi gini". "Mas juga ternyata ganteng ya, tipeku banget deh. Kita mo kemana dulu, atau langsung mo ke hotel". "Aku dah book di hotel (dia menyebutkan nama hotelnya)". "Deket sini kok mas hotelnya". "Kita cari makan dulu ya", katanya sambil mengajakku masuk ke mobilnya. Aku meletakkan tas pakeanku dikursi belakang. "Bawa pakean tempur ya Din", katanya, matanya berbinar menatap wajahku. "Kamu cantik", gumamnya lagi. "Ih mas muji terus nih, emangnya mo perang bawa pakean tempur segala". "Kan mo perang ma aku nanti di hotel. Kita mo makan dimana?" "Di mal deket sini aja ya mas, jadi banyak pilihan". Jadilahmobil meluncur menuju ke mal yang aku maksud. KIta browsing counter makanan yang ada di foodcourt mal tersebut. Kami masing2 memilih makanan kesukaan. Sambil makan dia terus ngajakin aku becanda, orangnya nyenengin, humoris, sehingga aku terbawa suasana ceria jadinya. Setelah selesai makan dan cukup lama ngobrol, dia mengajakku nonton. Memang di mal ini ada bioskop juga. Aku ya ok aja, kami menuju kelantai paling atas dan memilih film mana yang ingin ditonton dari 4 film yang ada. Di bioskop, dia mulai mengelus2 tanganku. "Din, tanganmu halus ya, gak pernah kerja ya". "Enak aja, aku kan nyuci ndiri mas, setrika, bersihin kamarku juga. dirumah gak ada pembantu, ya mesti ngerajian keperluanku sendiri lah". Aku menikmati elusan tangannya. Dia makin berani, tanganku digenggamnya. "Mas, lagi nonton aja aku digandeng2, kalo lagi jalan tadi gak digandeng", guyonku berbisik. "Ooh, mau toh digandeng", jawabnya berbisik juga. Kami lebih banyak ngobrol sambil berbisik daripada menikmati filmnya. Kebetulan bioskop sepi penonton sehingga bisik2 kami gak ganggu tetangga, karena disekitar kami gak ada penonton laen yang duduk. memang dia memilih tempat yang agak dipojokan yang umumnya gak akan dipilih orang kalo masih ada pilihan yang laen. Seusai nonton, dia mengajakku ke hotelnya. Aku menunjukkan jalan menuju ke hotel. "Kamu nemenin aku kan Din". "La Iya lah, atau mas gak mau aku temenin". "O mau banget, adekku dah gak sabar ni pengen kenalan ma kamu". "adek mas?" aku pura2 gak ngerti. "Dia dah nunggu di hotel?" Dia tertawa saja, tidak menjawab pertanyaanku. Sesampainya di hotel aku bertanya lagi, "mana adik mas". "Bukan adik kandung". "abis siapa?' "Udah ah gak usah dibahas". Cek in nya cepet sekali, dan kami diantar ke kamar oleh room boy yang membawakan tas jinjinganku dan tasnya. Dia masuk kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak lama kemudian dia keluar hanya dengan mengenakan celana pendek dan T shirt. "Mas, kok mandinya cepet amat, gak ngajak2 lagi. ku kan juga belon mandi". Dia mengeluarkan lingeri seksi yang dah disiapkannya. "Ni Din, abis mandi pake ini ya". "Wah seksi banget mas, ini mah kaya telanjang aja". Lingerinya tipis nerawang, bentuknya seperti daster yang sangat pendek, hanya sampe pangkal pahaku dan gstring yang juga tipis dengan warna sama2 pink, gak ada branya. "Aku mandi dulu ya mas", kataku sambil masuk kamar mandi. Selesai mandi, aku lingeri yang dikasinya tadi. Akupun keluar dari kamar mandi. Dia terpana memandangku, lingerinya sangat pendek, 15 cm di atas lutut. Paha dan betis menjadi terlihat dengan jelas. Karena tipis dan tanpa bra, toketku yang membusung pun terekspose dengan sangat jelas. pantatku yang besar dan pinggangku yang ramping menambah pesonaku dimatanya. Dia duduk disofa nonton tv. Aku menyediakan minuman hangat yang tersedia dikamar hotel itu dan duduk disebelahnya. "Din, kamu cantik dan seksi sekali, cowok kamu kemana, kamu jablai dong ya", katanya. Aku hanya tersenyum saja mendengarnya. Setelah itu kami ngobrol saja sambil nonton tv. dia mulai mengelus pahaku yang terbuka, diselipkannya tangannya diantara kedua pahaku. Napsuku mulai bangkit. Tangannya kubiarkan mengelus makin ke atas dan berhenti di pangkal pahaku, aku sengaja merengangkan pahaku sehingga dia dapat melihat CD gstringku yang tipis, jembutku yang lebat menyeruak di kiri dan kanan CD serta sedikit dibagian atas CD ku. "jembut kamu lebat ya Din, napsu kamu pasti besar ya. Aku suka ngen tot dengan cewek yang jembutnya lebat", katanya dengan napas memburu. "Kenapa begitu mas?" tanyaku. "Kalo cewek jembutnya lebat, minta nambah terus kalo dien tot, binal dan gak puas2", jawabnya. "Itu bukan binal mas, tapi menikmati", jawabku. "itu sudah tau, kok tadi nanya". Aku hanya tersenyum saja. Jarinya mulai mengelus pangkal pahaku dan daerah nonokku. Aku menggeliat, geli. Dia bangkit dari duduknya dan berlutut didepanku. Pahaku diciuminya bergantian, sambil diremas2nya. Paha kubuka makin lebar sehingga dia makin mudah mengakses daerah nonokku. Dia makin beringas, lingeri dilaepakannya keatas. aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia melepaskan lingeri yang belum lama kupakai itu. "Wow, Din, kamu merangsang sekali", katanya sambil memandangi tubuhku yang hanya berbalut CD. "Kita teruskan diranjang yuk", aku ditariknya bangun. Aku merebahkan diri di ranjang. Dia langsung memelukku. Diciuminya toketku sambil diremas2nya. Dia semakin semangat, diciumnya toketku. Pentilnya diemutnya, digencet dengan gigi dan lidahnya. Makin lama makin kuat emutannya dan makin luas daerah toketku yang diemutnya. Napsuku sudah berkobar2 tapi kubiarkan saja dia terus menggumuli toketku. Dia membenamkan wajahnya di belahan toketku, kemudian bergerak kebawah pelan2 mengarah ke perutku. Puserku dijilatinya. Rasanya geli2 nikmat, napsuku makin berkobar saja. Dia memeluk pinggulku dengan gemas, kecupannya terus turun ke arah CD ku, dia menjilati jembut yang keluar dari samping CDku, kemudian diciumnya daerah nonokku dengan kuat. CD ku sudah basah karena napsu yang terus berkobar. "Kamu udah napsu ya Din, CD kamu sudah basah begini", katanya sambil tersenyum. Dia nampak senang bisa merangsang napsuku sehingga aku tampak pasrah saja dengan tindakannya. DIa bangkit dan melepaskan semua yang melekat dibadannya. kontolnya sudah ngaceng dengan keras, lumayan besar dan panjang. Dia menjepitkan kontolnya di belahan toketku, dan digerakkannya maju mundur. Aku membantu dengan mengepitkan kedua toketku menjepit kontolnya. Lama2 gerakan maju mundurnya makin cepat, dia merem melek keenakan, "baru dijepit toket aja udah nikmat Din, apalagi kalo dijepit nonok kamu ya". Napasku juga sudah memburu, selama ini aku menahan saja napsuku dan membiarkan dia menggeluti sekujur tubuhku. "Din, enak banget deh", katanya tersengal2. Kemudian dia berhenti, kontolnya digesek2kan di toketku sambil terus meremas2nya. Gesekan kontolnya terus kearah perut, sesekali digesekkan ke lubang pusarku. Geli2 enak rasanya. Akhirnya, selesai juga permainan, dia melepas CDku. jembutku yang lebat menutupi sekitar nonokku. Dia mengangkangkan pahaku makin lebar. jembutku tersingkap dan nampaklah nonokku yang sudah basah sekali. Dia menggenggam kontolnya dan digesek2kan ke jembutku, kemudian diarahkan ke nonokku. Terasa ada benda tumpul yang keras dan besar menyeruak diantara bibir nonokku. "Mas, gede banget kontolmu, masukin semua mas, aku udah pengen dien tot", rengekku. Dia menggetarkan kontolnya sambil dimasukkan sedikit demi sedikit ke nonokku. Sekarang kepalanya sudah terjepit di nonokku. Aku menjadi belingsatan karena lambatnya proses memasukkan kontolnya, padahal aku udah pengen dienjot keluar masuk dengan keras. "Ayo dong mas, masukin semua, enjot mas, aku udah gak tahan nih", kembali aku merengek minta dienjot. Dia hanya tersenyum saja. Pelan tapi pasti kontolnya ambles ke dalam nonokku, sudah masuk separo. Terasa sekali kontol besarnya mengganjal nonokku. Aku menggerakkan otot nonokku meremas2 kontolnya biar dia segera menancapkan kontolnya semuanya ke dalam nonokku. Strategiku berhasil, dia segera menghunjamkan kontolnya sehingga masuk semuanya. "Duh mas, nikmatnya, kontol mas udah gede panjang lagi, masukknya dalem banget. nonok aku sampe sesek rasanya", kataku. "Tapi enakkan", jawabnya. "Enak banget mas, sekarang dienjot yang keras mas, biar tambah nikmat", kataku lagi. Masih dengan pelan2 dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Sewaktu keluar, yang tersisa di nonokku hanya tinggal kepalanya saja, kemudian dienjotkan kedalam sekaligus sehingga nancap di bagian nonokku yang paling dalam. "Enak mas, kalo dinjot seperti itu, yang cepat mas", rengekku lagi sambil terus mengejang2kan otot nonokku. Dia pun menjadi belingsatan karena remasan otot nonokku sehingga enjotannya menjadi makin cepat dan makin keras. "Gitu mas, aduh enak banget deh mas, terus mas, terasa banget gesekan kontol mas ke nonok aku, nancepnya dalem banget lagi, terus mas, yang cepat", kataku terengah2 keenakan. Dia mempercepat enjotan kontolnya, caranya masih sama, kalo ditarik tinggal kepalanya saja dan terus dienjotkan kembali kedalam dengan keras. Lihai sekali cara ngenjotnya, itu membuat aku menjadi liar, pantatku menggelinjang saking nikmatnya dan aku terus merintih kenikmatan sampai akhirnya aku tidak dapat menahan lebih lama, "Mas, aku nyampe mas", jeritku. Dia masih bertahan juga dengan terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan caranya tadi. Nikmat sekali rasanya. Sampe akhirnya, dia menarik kontolnya keluar dari nonokku. Kembali dia bergeser dan menjepitkan kontolnya yang berlumuran dengan lendir dari nonokku di toketku. Aku menjepit kontolnya dengan toketku dan dia menggerakkan maju mundur.Karena panjangnya, ketika dia mendorong kontolnya maju, kepalanya menyelip kedalam mulutku, kuemut sebentar sebelum dia memundurkan kontolnya lagi, berulang2. "Din, nikmat banget, aku mau ngecret dimulutmu ya Din", katanya sambil terus memaju mundurkan kontolnya. "Kenapa gak dingecretin di nonokku aja mas, aku lagi gak subur kok", jawabku. "Nanti ronde kedua", jawabnya sambil dengan cepet memaju mundurkan kontolnya. toketku makin keras kujepitkan di kontolnya. Akhirnya dia mendorong kontolnya masuk ke mulutku, segera kuemut dengan keras. "Din, aku ngecret Din", teriaknya sambil mengecretkan pejunya kedalam mulutku. AKu segera menggenggam kontolnya dengan tanganku, kukocok pelan sambil terus mengemut kepalanya. pejunya nyemprot beberapa kali sampe habis, banyak banget ngecretnya sampe meleleh keluar dari mulutku. Kutelan pejunya tanpa merasa jijik. "Aduh Din, nikmat banget ya ngen tot sama kamu. Kamu nikmat kan", katanya terengah". "Nikmat mas, aku mau lagi dien tot", jawabku lemes. Setelah nafsunya menurun, kontolnya melemas. "Mas, lemes aja kontolnya udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget", kataku. "Tapi kamu suka kan", jawabnya. "Suka banget mas. aku suka dien tot kontol yang besar panjang seperti punya mas". Dia memelukku dan mencium pipiku. "Kita istirahat dulu ya Din, kalo udah seger kita ngen tot lagi", karena lemes abis dien tot akupun tertidur dipelukannya. Gak tau berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena dia memelukku. Bibirku segera dilumatnya dengan penuh napsu. Aku meladenin ciumannya dengan penuh napsu juga, napsuku sudah mulai bangkit dicium dengan liar seperti itu. Dia makin erat memelukku, tangan kirinya meremas pinggangku. Kemudian ciumannya beralih ke leherku. "Geli mas", kataku sambil menengadahkan kepalaku sehingga dia makin leluasa menciumi leherku. Tangan kanannya mulai meremas toketku dan memlintir pentilku. Pentilku sudah menegang dengan keras, napsuku makin memuncak. Puas dengan leherku, ia turun lagi ke belahan toketku, ke 2 toketku diremas2nya. Dia menciumi belahan toketku, kemudian ciumannya merembet ke pentilku dan diemutnya dengan gemas, sementara tangannya masih terus meremas2 toketku. "Geli mas", erangku keenakan. Emutannya makin keras, dan remasannya juga makin kuat. Pentil yang satu diplintir dengan jempol dan telunjuknya. "Mas, geli", rengekku lagi. Tapi dia tidak memperdulikanku, terus saja dengan remasan dan plintiran. Napsuku sudah memuncak,aku menggeliat2 keenakan, nonokku sudah basah dengan sendirinya. Aku tidak mau kalah. kontolnya kuremas. Sudah ngaceng, keras sekali. "Mas gedenya, pantes kalo sudah masuk nonok aku jadi sesek banget rasanya", kataku sambil meremas2 kontolnya. "Mas, terusin yuk", ajakku. "Udah napsu ya Din", jawabnya. Aku dipeluknya sambil menciumi leherku dan telingaku sampai aku menggelinjang kegelian, toketku kembali diremas2nya. Jempol dan telunjuknya memlintir2 pentilku yang sudah mengeras karena napsu sambil menciumi leherku lagi. Aku menjadi menggeliat2 kegelian. Ciumannya kemudian pindah ke bibirku, dilumatnya bibirku dengan penuh napsu. Aku menyambut ciumannya dengan tak kalah napsunya. Aku ditindihnya, ciuman kembali keleherku, kontolnya yang keras menggesek2 pahaku. Puas dengan leher, dia kembali menyerang toketku. DIa menciumi belahan toketku dan kemudian mengemut pentilku. Terasa pentilku dikulum2 dan dimainkan dengan lidahnya. "Mas, geli", kataku melenguh, tapi dia tidak perduli. Dia terus saja mengulum pentilku yang mengeras sambil meremas toketku. Dia melakukannya bergantian antar toket kiri dan kanan sementara kontolnya terus saja menggesek2 pahaku, tanpa terasa aku mengangkangkan pahaku. Dia kembali menciumi leherku dan mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Diputar2kannya kepala kontolnya dijembutku yang lebat. Aku sudah gak tahan, segera kuraih kontolnya sambil mengangkangkan pahaku lebih lebar lagi. "Mas, gedenya, keras banget", kataku mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Diapun menggetarkan kontolnya sehingga kepalanya mulai menyelinap masuk ke nonokku. Kepalanya sudah terbenam didalam nonokku. Terasa kontolnya yang besar mulai mengisi nonokku pelan2, nikmat banget rasanya. "Terus masukin mas, enak banget deh", erangku keenakan. Tapi dia menghentikan gerakan kontolnya, hanya digerakkan pelan2, sehingga hanya kepalanya saja yang menancap. "Mas terusin dong, masukin semuanya mas biar sesek nonok aku, ayo dong mas", protesku. Tapi dia tetep melakukan hal yang sama sambil menciumi ketekku. "Geli, mas, ayo dong dimasukin semua kontolnya mas", rengekku terus. Tiba2 dia menghentakkan kontolnya dengan keras sehingga kontolnya meluncur kedalam nonokku, amblas semuanya. "Akh, mas" erangku kaget. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya yang besar dan panjang itu menancap semuanya di nonokku. Kemudian mulailah enjotan nikmatnya, mula2 perlahan, makin lama makin cepat kontolnya keluar masuk nonokku. "Enak Din", tanyanya sambil terus mengenjot nonokku. " Enak banget mas, kontol mas kan besar, panjang dan keras banget. nonok aku sesek rasanya keisi kontol mas. Gesekannya terasa banget di nonok aku. Mau deh aku dien tot tiap malem", jawabku. "Bener nih", katanya dengan penuh semangat mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Kemudian dia merubah posisinya tanpa mencabut kontolnya dari nonokku. Kaki diangkat satu keatas dan dia merebahkan dirinya miring. Enjotan kontolnya terus dilakukan, dengan posisi itu rasanya kontolnya masuk lebih dalem lagi dan gesekannya lebih hebat lagi ke nonokku. Gaya seperti ini pernah aku lihat di film bokep. Dia terus mengenjotkan kontolnya, sementara kedua toketku diremas2nya bergantian. Pentilku juga diplintir2 perlahan. Nikmat banget rasanya dien tot seperti itu, "enak mas, erangku. Enjotannya makin lama makin cepet dan keras. "terus mas, enak banget", erangku untuk kesekian kalinya. "Mas nikmat gak?" tanyaku. "Enak banget Din, empotan nonokmu kerasa sekali, kontolku serasa diremes dan diisep, lebih nikmat dari emutan mulutmu", jawabnya sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. "Terus mas, lebih keras mas, aku hampir nyampe", erangku lagi. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin cepat. Aku merintih2 keenakan, akhirnya aku tidak bisa menahan lebih lama, "Mas, aku nyampe, akh", terasa nonokku berkedut2 meremas kontolnya yang masih keras sekali itu. Tubuhku mengejang. Dia menghentikan enjotannya dan menurunkan kakiku. Aku terbaring mengangkang dengan kontolnya yang masih menancap di nonokku, dia kembali ke posisi semula: menelungkup diatasku. "Mas, lemes banget deh", lenguhku. "Tapi enak kan", jawabnya. "Enak banget mas, terusin aja mas, kan mas belum ngecret", jawabku terengah2. "Mas, hebat banget deh ngen totnya, belum pernah aku dien tot dengan gaya seperti tadi, enak banget mas", kataku lagi. Dia kembali mendekapku dan kontolnya mulai dienjotkan lagi keluar masuk nonokku, perlahan. Aku mulai mengedut2kan otot nonokku meremas kontolnya yang sedang bergerak keluar masuk nonokku. Dia melumat bibirku, satu tangannya meremas2 toketku sedang tangan satunya lagi menyangga badannya. Pentilku juga diplintir2nya, napsuku mulai bangkit lagi. "Enak mas, terus yang kenceng ngenjotnya mas", erangku. Sambil terus melumat bibirku, enjotan kontolnya dipercepat. Dia menyelipkan kedua tangannya kepunggungku. Aku pun memeluk dan mngusap2 punggungnya yang basah karena keringat. kontolnya makin cepat dienjotkan. Setiap kali masuk kontolnya dienjotkan dengan keras sehingga nancep dalem sekali di nonokku, makin lama makin cepet. "Din, nonokmu enak banget, empotan nonokmu kenceng banget Din", erangnya. "Mas, terus mas, hebat banget deh mas ini, aku sudah mau nyampe lagi, yang cepet mas", akhirnya kembali aku mengejang sambil melenguh "Mas, aku nyampe, mas..." Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya diapun mengejang sambil menancapkan kontolnya sedalam2nya di nonokku, "Din, aku ngecret", bersamaan dengan itu terasa pejunya nyemprot dengan dahsyatnya dalam nonokku. Nikmat banget rasanya walaupun sekarang lebih lemes katimbang tadi. Beberapa saat kami terdiam, saling berpelukan menikmati permainan yang baru usai. Dia menciumi leherku, dan aku mengusap2 punggungnya. Nikmat banget ngen tot dengan dia. Kemudian dia mencabut kontolnya yang sudah mengecil dari nonokku, kontolnya berlumuran peju dan cairan nonokku. "Din, tidur yuk", katanya sambil berbaring disebelahku, tak lama kemudian terdengar dengkurnya. Akupun terlelap lagi. Lemes, cape tapi nikmat banget, aku udah nyampe 3 kali dalam 2 permainan. Padahal aku pengennya dien tot 4 kali, gak tau deh kesampaian atau tidak. Semaleman kita berdua tertidur, aku terbangun ketika hari sudah mulai remang2 terang. Aku segera ke kamar mandi. Mandi dan membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi aku masih bertelanjang bulat sambil mengeringkan badanku dengan handuk. Aku masuk ke kamar, lampu kamar sudah menyala tapi dia tidak kelihatan. Tiba2 dari belakang dia memelukku, rupanya ketika tau aku masuk dia bersembunyi dibelakang pintu. "Ngapain mandi Din, kan masih mau satu ronde lagi", dia mencium leherku sambil meremas2 kedua toketku dengan napsu. kontolnya yang sudah mengeras digeser2kannya ke pantatku. Aku menggelinjang kegelian, dia terus saja menciumi leherku. Kemudian ciumannya bergeser kebawah, kepunggungku sampai akhirnya ke bongkahan pantatku. Aku hanya mendesah2 ketika dia menyapu bongkahan pantatku dengan lidahnya. Pahaku direnggangkannya dan terasa lidahnya menyapu nonokku dari belakang. "Mas, nikmat banget", kataku sambil menunggingkan pantatku kebelakang. "Jilat terus mas, jilatin semuanya", kataku terengah. Dia membuka belahan pantatku dan menyapu lobang pantatku sampe ke memekku. Dia menjilati nonokku yang sudah basah kuyup saking napsunya. Nikmat banget digeluti pagi2 seperti ini. Aku sempat menjerit kecil ketika dia mencolok nonokku dengan lidahnya. Gak cuma kontolnya yang nikmat, lidahnya juga bisa bikin aku keenakan. Kemudian dia berdiri lagi, ciumannya kembali bergeser keatas, kepunggungku. Kedua tangannya meremas2 toketku dari belakang, beberapa kali aku tersentak nikmat ketika ke2 pentilku diplintir2 dengan jarinya. Tanganku menjalar kebelakang, meremas kontolnya yang sudah keras sekali dan mengurutnya dari atas kebawah. Aku dibalikkannya sehingga berhadapan dengan dia, toketku mulai dijilatinya dan pentilnya diisap2nya bergantian. Napsuku makin memuncak ketika dia menyodok2 nonokku dengan telunjuknya. Aku berdiri mengangkang, "enak mas", erangku. Permainan dihentikannya, dia duduk diranjang dengan kaki agak mengangkang, aku segera berlutut diantara kedua kakinya. kontolnya berdiri tegak dan keras sekali sehingga tampak urat2nya menonjol. Segera aku mencekal kontolnya dan dengan ganas aku ciumin kontol itu. Terdengar dia sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Akupun segera beraksi. Kujilati kontolnya itu dari pangkal sampai kekepala. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuhnya tersentak karena nikmat. Lalu kujilati biji pelirnya. Terdengar, "Aaahhkk", dia mengerang kenikmatan, mendengar itu aku tambah gairah. Terus ku jilati biji pelirnya. Sementara tangan kananku mengurut-urut kontolnya... Semakin lama aku semakin lost control. Dengan kedua tanganku ku angkat kedua pahanya sehingga kedua lututnya hampir menyentuh dadanya. Dengan posisi demikian aku leluasa menjilati kontolnya. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya. Lalu aku menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh pantatnya yang berbulu itu. Segera lidah ku menari-nari dipantatnya. Terasa sekali tubuhnya beberapa kali bergetar. "Aakkkh..Oougghh", erangnya. Mendengar itu aku tambah bernapsu.. Kucolok-colok lobang pantatnya dengan ujung lidahku. Semakin dalam ku julurkan lidahku ke dalam lobang pantatnya. Semakin bergetar tubuhnya, terasa beberapa kali kontolnya yang ku kocok berdenyut-denyut. Rupanya dia sudah tidak tahan. Lalu aku disuruh menungging diatas ranjang. Rupanya dia menginginkan doggy style. Sebelum mencobloskan kontolnya, dia sekali lagi memperhatikan bentuk nonok ku dari belakang, aku pun menanti penuh harap. Dan akhirnya terasa kontolnya menempel dibibir nonokku dan masuk perlahan-lahan ke dalam nonok ku, terasa seret tapi nikmat. "Oohh.. Nggk... Ahhh", desisku ketika seluruh kontolnya amblas. Lalu ia mulai melakukan gerakan erotisnya. Nikmat sekali. Dan aku cepat sekali nyampe dalam posisi demikian, sepertinya dijilati dan menjilati merangsang napsuku sedemikian rupa sehingga baru dienjot sebentar saja aku sudah nyampe. Rupanya dia belum mau nyampe. Lalu ia menyuruh aku berbaring miring. Sementara dia berada dibelakang punggungku. Aku segera menekuk kedua lututku. Dan membiarkan dia mencobloskan kontolnya ke dalam nonokku. Nikmat sekali, dia mahir dengan macem2 gaya yang nikmat rupanya. Dalam posisi demikian tangan kanannya leluasa meremas-remas toket ku dari belakang. Hentakan kontolnya makin lama makin keras dan cepat. Aku tahu kalau dia hampir ngecret. "Din, aku mau ngecret dimulutmu lagi", katanya. "Kenapa mas, kan lebih enak ngecret dinonokku", jawabku. Dia menghentikan gerakannya. Lalu aku mencabut kontolnya dari nonokku... Dan dengan gesit akupun berlutut disampingnya. Dia tersenyum. Aku segera menjilati kontolnya yang berlendir itu. Lalu kuisap-isap kontol yang keras dan berurat itu. "Ooh.. Nggkk.. Aakk", erangnya keenakan. Aku semakin mempercepat gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali dia mengerang sembari mengeliat, tapi belum ngecret juga. Lalu aku membasahi telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku itu ke dalam pantatnya. Tampak tubuhnya sedikit tersentak ketika aku menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantatnya. Rupanya dia merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada kontolnya dan sodokan jari ku di pantatnya. Hingga, "Aaahh... Aaakkhh", dia mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya pejunya dalam mulutku. Crott.. Croot, banyak sekali sehingga kembali melelh keluar dari mulutku. pejunya ku telan. Lalu aku mengeluarkan kontolnya dari dalam mulutku. Tampak sedikit sisa-sisa pejunya masih keluar. Dan aku segera menyapunya dengan lidahku. "Hebat... Hebat sekali kamu Din." pujinya, aku hanya tersenyum saja. Ini adalah bagian pertam dari nikmatnya dien tot si mas, aku berada dihotel itu masih sampe besok sore. Kebayang kan betapa banyaknya kenikmatan yang akan aku peroleh dengan dia mengen toti aku terus2an. wuah nikmatnya, top markotp pokoke mak nyus







0 komentar:
Posting Komentar